This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 15 Oktober 2018

Analisis Pusat Investasi PT Freeport Indonesia


Analisis Pusat Investasi pada PT Freeport Indonesia dan Dampaknya bagi Peningkatan Laba Perusahaan

Ibnu Sulistio
Jurusan Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Abstrak
Dalam suatu unit usaha, perhatian pimpinan biasanya ada pada laba. Laba ini diperhitungkan dengan cara membandingkan antara pendapatan dengan biaya yang terjadi pada suatu pusat laba. Jika pendapatan lebih besar dari pada biaya maka dikatakan laba, sebaliknya disebut rugi. Perbandingan antara laba dan investasi inilah yang terjadi pada pusat investasi. Pusat Investasi diukur dengan membandingkan laba dan jumlah investasi yang digunakan. Objek pada penelitian adalah pada PT. Freeport Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan pusat investasi yang ada pada PT. Freeport Indonesia dengan mengumpulkan data menggunakan data sekunder. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pusat investasi pada PT Freeport Indonesia sudah baik, terbukti dengan laba yang diperoleh sudah optimal dibandingkan dengan investasi yang digunakan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban (Responsibility centers). Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Suatu organisasi merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban salah satunya pesat investasi. Pengertian pusat investasi menurut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa” menerangkan bahwa: “Pusat investasi adalah pusat laba yang manajernya diukur prestasinya dengan menghubungkan laba yang diperoleh pusat pertanggungjawaban tersebut dengan investasi yang bersangkutan” (20014;27)

Kewenangan Pusat Investasi adalah menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan biaya) serta mengelola asset yang dipergunakan untuk memperoleh laba. Dengan demikian, Pusat Investasi diukur prestasinya berdasarkan perbandingan antara laba yang diperoleh dengan aset (investasi) yang dipergunakan. Laporan kinerja suatu pusat investasi tidak hanya terbatas pada laba yang diperoleh tapi juga jumlah asset yang digunakan dalam memperoleh laba.

PT. Freeport Indonesia adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang   menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi TembagapuraKabupaten MimikaProvinsi Papua, Indonesia. Freeport Indonesia memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia. Tentu tidaklah mudah agar dapat bersaing dan bertahan dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan yang ada, oleh karena itu, Penulis tertarik untuk melakukan peninjauan dan penelitian dengan judul “Analisis Pusat Investasi di PT Freeport Indonesia”

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pusat investas pada PT. Freeport sudah baik dan dapat mengoptimalkan investasi guna memperoleh laba dengan maksimal.

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pengendalian Manajemen

Anthony dan Govindarajan (2008: 7) yang diterjemahkan oleh Kurniawan, menjelaskan bahwa sebuah sistem merupakan suatu cara tertentu dan biasanya berulang untuk melaksanakan suatu atau serangkaian aktivitas. Sejumlah karakteristik sistem yakni : lebih kurang membentuk ritme tertentu, terkoordinasi, dan mengulangi serangkaian tahapan tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem pengendalian manajemen adalah semua usaha untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan digunakan secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan perusahaan,atau proses untuk mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan agar secara efektif dan efesien mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu.

Unsur-unsur Sistem Pengendalian Manajemen

Suatu sistem pengendalian manajemen yang dapat diandalkan (reliable) harus memenuhi unsur-unsur berikut (Sumarsan, 2013:9):
a. Keahlian karyawan sesuai dengan tanggung jawabnya.
b. Pemisahan tugas
c. Sistem pemberian wewenang, tujuan dan teknik serta pengawasan yang wajar untuk mengadakan pengendalian atas harta, utang penerimaan dan pengeluaran..
d. Pengendalian terhadap penggunaan harta dan dokumen serta formulir yang penting.
e. Periksa fisik harta dengan catatan-catatan harta dan utang, atau yang benar- benar ada, dan mengadakan tindakan koreksi jika dijumpai adanya perbedaan.

Strategi Organisasi

Organisasi harus berupaya untuk dapat tetap survive dan unggul. Untuk itu, diperlukan berbagai strategi organisasi dalam menghadapi tantangan yang dihadapi. Davis dan Albright (2000) menyatakan berkenaan dengan perubahan yang dilakukan oleh informasi dan teknologi serta dukungan yang ada baik dalam bentuk perintah yang bersifat organisatoris maupun teknis. Sistem informasi baru digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dengan fasilitasi penyusunan kembali bisnis. Pada kedua lokasi yang diteliti, jumlah tingkatan pelaporan menurun dan hubungan pelaporan tidak terhalang lebih lama oleh lokasi-lokasi geografis dalam struktur organisasi pada perusahaan tersebut.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gul dan Chia (1994) tentang pengaruh ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi terhadap kinerja manajemen, mereka menemukan bahwa desentralisasi dan ketersediaan karakteristik informasi Management Accounting Systems (MAS) pada lingkup yang luas dan agregasi informasi dihubungkan dengan kinerja manajerial yang lebih tinggi terjadi dibawah kondisi perceived environmental uncertainty (PEU) yang tinggi. Sedangkan dibawah kondisi PEU yang rendah, hasilnya sebaliknya yaitu desentralisasi dan ketersediaan lingkup yang luas dan agregasi informasi dihubungkan dengan kinerja manajerial ternyata lebih rendah. Sementara itu, Chong dan Chong (1997) menemukan bahwa strategic business unit (SBU) dan PEU merupakan anteseden dari desain MAS, dan informasi MAS yang memiliki cakupan luas (broad scope MAS information) merupakan sebuah anteseden yang penting bagi kinerja SBU.

Hasil penelitian lainya menyatakan bahwa meskipun pertumbuhan membutuhkan sebuah pendekatan “leading a cross all styles” terhadap manajemen strategi, banyak dari penulis dan praktisi menekankan pada permasalahan strategis yang lebih dekat dihubungkan dengan gaya kepemimpinan strategis yang menjadi preferensi mereka dan pengabdosian (implisit) dari “this by and large” sebagai satu-satunya jalan untuk melakukan manajemen strategi (Richadson, 1994).

Sementara itu, Svensson (2001) menyatakan bahwa banyak yang keliru dalam mengartikan the globalization of business activities and the term “global strategy”. Jargon yang banyak disebut tersebut ternyata tidak dapat mencakup semua kenyataan yang sebenarnya pada pendekatan strategi global, sehingga nampaknya menjadi utopia bagi manajer. Sebagai formula yang ditemukan yaitu glocal strategy dan globalization. Glocal strategy adalah pendekatan yang diinspirasikan dari global strategy approach yang dikarenakan kebutuhan adaptasi lokal dan menyesuaikan dengan aktifitas bisnis secara simultan yang diakuinya. Konsep glocal strategy terdiri dari local, international, multinational, and global strategy approaches.

Strategi lain yang dapat diterapkan adalah dari sisi etika. Kita dapat mengambil contoh yang lebih besar dari suatu organisasi adalah suatu negara. Jika negara yang orang-orang di dalamnya banyak yang melakukan korupsi maka dapat dipastikan negara tersebut akan mengalami kebangkrutan atau kemunduran. Contoh yang sedang kita alami sekarang adalah negara kita, yang masuk peringkat atas dalam hal korupsi sehingga berakibat seperti ini, organisasi negara mengalami defisit yang sangat banyak guna melakukan aktifitas kenegaraan walapun negara kita terkenal dengan negara yang subur. Sungguh merupakan suatu kenyataan anomali pada saat ini.

Dalam organisasi di perusahaan, Key dan Popkin (1998) menyebutkan bahwa dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan etika di dalam strategi pembuatan keputusan akan menghasilkan perkembangan yang lebih efektif dalam strategi jangka pendek dan jangka panjang. Khususnya, kriteria etika harus dimasukkan sebagai bagian dari proses strategi pada saat sebelum dan sesudah keputusan yang menguntungkan guna memaksimalkan keuntungan perusahaan dan meningkatkan strategi perkembangan serta pada saat implementasi.

PEMBAHASAN
Return On Investment

ROI (Return on Investement) merupakan pengukur tingkat kembalian investasi berdasarkan data akuntansi dan telah digunakan secara luas sebagai salah satu pengukur kinerja. Penggunaan data akuntansi untuk menilai kinerja ekonomi masih dipertanyakan validitasnya. Ronen dan Serter (1972) menjelaskan berbagai penyesuaian yang harus dibuat baik untuk data laba akuntansi maupun data neraca agar tingkat kembalian akuntansi (accounting rate of return) dapat menjadi pengukur tingkat kembalian ekonomi (economic rate of return).

Pengujian validitas ROI sebagai pengukur kinerja bisnis memiliki problem empiris, yaitu sulitnya menemukan ukuran obyektif kinerja ekonomi untuk dapat dikaitkan dengan kinerja akuntansi. Hal ini disebabkan laba ekonomi tidak terdefinisi dengan baik. Beberapa peneliti menggunakan return saham sebagai proksi tingkat kembalian ekonomi.

Tingkat kembalian akuntansi (accounting rate of return) yang diukur dengan ROI seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan padahal sebenarnya ROI mengukur fenomena yang berbeda (Steven, 1990). Dengen demikian, sebenarnya ROI kurang tepat apabila digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan.

Jacobson (1987) mencoba meneliti hubungan tingkat kembalian akuntansi dan tingkat kembalian ekonomi dengan menguji hubungan antara ROI dan return saham. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ROI secara signifikan berkorelasi dengan return saham namun dengan korelasi yang relatif rendah. Rendahnya korelasi ROI dan return saham disebabkan oleh pilihan return saham sebagai variabel dependen. Alasannya, harga saham mencerminkan informasi baru sehingga return saham secara cross-sectional hanya bervariasi dengan perubahan ROI.

Landsman dan Shapiro (1995) menguji hubungan antara ROI dan return ekonomi yang diukur dengan Tobin’s q. Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang menggunakan Tobin’s q untuk menguji validitas ekonomi ROI. Proposisi yang diajukan adalah apabila tingkat kembalian akuntansi (accounting rate of return) merupakan proksi yang baik bagi tingkat kembalian ekonomi (economic return) maka akan terdapat hubungan positif yang secara statistis signifikan antara ROI sebagai pengukur tingkat kembalian akuntansi dan Tobin’s q sebagai pengukur tingkat kembalian ekonomi (economic rents)

Menurut Landsman dan Shapiro (1995), proposisi tersebut didasarkan pada fakta bahwa semakin tinggi nilai Tobin’s q merefleksikan semakin tingginya economic rent (keuntungan di atas tingkat yang setara dengan resiko investasi) yang pada akhirnya menghasilkan tingkat kembalian ekonomi yang tinggi. Penelitian ini juga memasukkan analisis industri serta biaya promosi dan biaya R & D sebagai variabel tambahan. Dengan menggunakan sampel antara 225 sampai 349 perusahaan setiap tahunnya selama 5 tahun (1979-1983), penelitian ini menunjukkan adanya korelasi yang tinggi dan secara statistis signifikan antara ROI dan Tobin’s q melengkapi penelitian Jacobson (1987). Karena Tobin’s q merefleksikan ekspektasi investor tentang tingkat kembalian ekonomi (economic return) perusahaan di masa depan, maka hasil ini memberikan bukti empiris bahwa data akuntansi mengandung infomasi yang secara ekonomi bermanfaat bagi investor. Menurut Gаrrison dkk (2007:261), “Bаhwа semаkin tinggi Return on Investment suаtu segmen usаhа, semаkin besаr lаbа yаng dihаsilkаn dаri setiаp dolаr yаng diinvestаsikаn dаlаm аktivа operаsi segmen tersebut”.
Perhitungаn Return on Investment (ROI) secаrа sistemаtis dаpаt menggunаkаn rumus sebаgаi berikut:


ROI = Return On Investment
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = Lаbа bersih setelаh pаjаk  x100%
Totаl Аktivа

Residual Income

Residual Income (RI) adalah metode yang digunakan oleh setiap perusahaan untuk menghitung laba sisa perusahaan atau laba residu sekaligus menutupi kelemahan dari metode sebelumnya. RI menurut Hansen dan Mowen (2012:583) menyatakan bahwa merupakan perbedaan antara laba operasi dan pengembalian 3 dolar minimum yang di isyaratkan atas aktiva operasi perusahaan. Manfaat RI bagi perusahaan sangatlah besar karena dengan menggunakan RI perusahaan akan mengetahui besarnya biaya modal perusahaan dan tingkat pengembalian yang ditargetkan untuk investasi.

Analisis RI tersebut dapat mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan struktur modal dan menerima setiap keputusan investasi selama laba yang diperoleh lebih besar dari biaya modal. Teknik analisis ROI dan RI mempunyai standar dalam menilai kinerja keuangan, standar tersebut dapat digunakan sebagai hasil akhir dari perhitungan kedua metode ini. Analisis ROI menurut Prawironegoro (2005:256) dikatakan baik bila nilai ROI diatas biaya modal (WACC) atau positif maka kinerja perusahaan dikatakan baik sebaliknya ROI dibawah biaya modal (WACC) atau negatif maka kinerja perusahaan dikatakan tidak baik, sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2012:583) metode RI dikatakan baik apabila lebih dari nol dan dikatakan tidak baik bila kurang dari nol. Hal ini menunjukan bahwa dalam setiap metode perhitungan kinerja keuangan mempunyai standar masing-masing dalam menilai kinerja keuangan perusahaan khususnya ROI dan RI.

Laba merupakan sebuah tolak ukur kinerja dari sebuah perusahaan dan merupakan dasar pengambilan keputusan penting dalam menentukan kebijkan perusahaan. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) nomor 2 yang mengatakan laba adalah elemen penting bagi pengguna laporan keuangan karena laba mengandung nilai prediktif. Hal ini yang membuat para manajer berusaha untuk menaikan laba yang dilaporkan. Menurut Assih dan Gudono (2000) manajemen laba adalah proses yang disengaja dan terdapat batasan General Accepted AccountingPincipples (GAAP) yang mengacu pada tingkat laba yang diinginkan. Manajemen laba merupakan adanya keterlibatan ketika menyusun laporan keuangan, untuk mendapatkan keuntungan pribadi Schipper dalam (R. Moehrle dan A. Reynolds-Moehrle, 2008).




Analisis

Freeport Indonesia punya posisi maha penting dalam bisnis induknya, Freeport McMoran. Semenjak tahun 2005 hingga bulan September 2015, kontribusi laba operasional Freeport Indonesia terhadap Freeport McMoran mencapai US$24,5 miliar atau Rp342 triliun (asumsi 1$ = Rp14.000). Jumlah ini sebesar 72,7 persen dari total laba operasional yang didapat Freeport McMoran dalam 11 tahun.

Grafik: Laba Operasional Freeport Indonesia 2005-2015 (US$ Juta) 

Grafik: Kontribusi Laba Operasional Freeport Indonesia terhadap Freeport McMoran 2005-2015

Tak cuma itu, dengan sumbangan laba operasional sebesar itu, pengeluaran belanja modal (capital expenditure, capex) Freeport Indonesia terbilang cukup rendah. Total capex sejak 2005 hanya sebesar US$6,7 miliar atau Rp94,2 triliun. Angka ini hanya sebesar 19 persen dari keseluruhan belanja modal Freeport McMoran. Dengan kata lain, Freeport Indonesia sangat menguntungkan bagi induk usahanya itu.
Grafik: Capex Freeport Indonesia 2005-2015 (US$ Juta)


Kesimpulan

Dari data di atas, kita bisa mengetahui bahwa Laba yang dihasilkan oleh PT Freeport Indonesia lebih besar dari jumlah investasi yang di keluarkan guna memperoleh laba tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa pusat investasi pada PT Freeport Indonesia sudah baik, sehingga keberlangsungan usaha (Going Concern) PT Freeport Indonesia terjamin.





DAFTAR PUSTAKA

Abdul H., Achmad T., Muh. Fakhri H., Sistem Pengendalian Manajemen. (Yogyakarta: Penerbit UPP STIM YKPN, 2009)
Santoso, Suryo B. Astuti, Herni J. 2003. Siklus Hidup Organisasi: Upaya-Upaya Strategis Dalam Menghadapi Gejala Penurunan Organisasi Agar Dapat “Going Concern” dan Tetap Unggul. Vol. 9 No. 1. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Hal. 20-21
Widiastuti, Harjanti. 2016. Pengaruh Return on Investment dan Struktur Biaya terhadap Tingkat Kembalian Ekonomi. Vol. 4 No. 02. Jurnal akuntansi dan investasi. Hal 137-137
Romadhani, Ahmad.2014. Analisis Return of Investment (ROI) dan Residual Income (RI) Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indoneisa Tahun 2011-2014). Vol 37 No. 01. Jurnal Administrasi Bisnis. Hal 2-3
Ekawati, Fina. 2013. Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor Dispenda Sulawesi Utara. VOL 1 No. 3. Jurnal EMBA. Hal 685-686
Hardianti, Sitti. 2013.Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen Untuk Meningkatkan Kinerja Manajer Penjualan pada PT Hasjrat Abadi Manado. Jurnal EMBA. Vol. 1 Hal 1792
Martin, Jap R. 2016. Komitmen Profesional Mediasi Hubungan Antara Keuntungan Personal Dengan Manajemen Laba dan Pengaruh Kepribadian Terhadap Komitmen Profesional. Vol 14. No 28. Jurnal Akuntansi Bisnis. Hal 258
Thionardo, Richard. 2012. Evaluasi Peran Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) Untuk Meminimalkan Konflik Pada Badan Usaha Keluarga “K” di Tulungangung. ISSN 2302-8203, Vol. 1 No.1 2012, Hal 1-2.
Febriati. 2011. Evaluasi Sistem Pengendalian Manajemen Pada Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor. Jurnal Vol 7. Universitas Singkawang. Kalimantan.
Mulyadi. 2008. Akuntansi manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Salemba Empat. Jakarta.

Website
Maryanti, Dwi. 2009. Pusat Investasi.
          https://dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/23/pusat-investasi/ (diakses 7 Oktober 2018)
Mashuri, Mila. 2014. Sistem Pengendalian Manajemen.
Wikipedia ensiklopedia bebas. Freeport Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Freeport_Indonesia (diakses tanggal 7 Oktober 2018)
Barekasa. 2015. Analisis Saham.